PAPUA - Persitara Jakarta Utara akan menerapkan permainan bertahan total saat bertandang ke Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Jayapura, Papua, Jumat (01/07/2008) mendatang.
Pasalnya, Persitara merasa kalah kelas dibanding Persipura dalam segala hal. Baik mental, fisik, maupun kondisi finansial klub.
"Bisa menahan imbang Persipura di kandang mereka adalah keajaiban, dan keajaiban itulah yang kami harapkan. Semua tahu bahwa kualitas kami satu tingkat di bawah mereka (Persipura)," kata Manajer Persitara Hari Ruswantio merendah.
Untuk meraih keajaiban tersebut, Pelatih Persitara Jackson F Tiago akan menerapkan sistem pertahanan berlapis. Bekas Pelatih Persiter Ternate ini kemungkinan hanya menyisakan Rahmad Rifai di depan, sedangkan lini tengah akan dipenuhi gelandang bertahan untuk meringankan kerja pemain belakang.
Jackson mengakui, Persipura adalah tim paling agresif di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI). Serangan mereka, lanjutnya, bisa datang dari tengah, samping, maupun dari belakang.
"Semua tahu bahwa Persipura adalah tim serba bisa. Mereka memiliki pemain tengah dan belakang yang bisa membantu terciptanya gol," kata pelatih asal Brasil yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini.
Faktor nonteknis memang cenderung menguntungkan Persipura. Selain mendapat dukungan penuh suporter, kondisi keuangan mereka juga sangat kuat. Hal ini berbanding terbalik dengan Persitara yang terus dirundung masalah.
Tim kebanggaan masyarakat Jakarta Utara ini terlilit utang, karena dana APBD Rp16 miliar belum cair. Dedi Mulyadi dkk pun belum mengantongi gaji selama tiga bulan, lalu terbang ke Papua dengan uang saku cekak. Lebih tragis lagi, Persitara terancam tidak bisa pulang ke Jakarta karena kehabisan ongkos.
(muh sahlan/Sindo/hmr)
Sumber: Okezone
Pasalnya, Persitara merasa kalah kelas dibanding Persipura dalam segala hal. Baik mental, fisik, maupun kondisi finansial klub.
"Bisa menahan imbang Persipura di kandang mereka adalah keajaiban, dan keajaiban itulah yang kami harapkan. Semua tahu bahwa kualitas kami satu tingkat di bawah mereka (Persipura)," kata Manajer Persitara Hari Ruswantio merendah.
Untuk meraih keajaiban tersebut, Pelatih Persitara Jackson F Tiago akan menerapkan sistem pertahanan berlapis. Bekas Pelatih Persiter Ternate ini kemungkinan hanya menyisakan Rahmad Rifai di depan, sedangkan lini tengah akan dipenuhi gelandang bertahan untuk meringankan kerja pemain belakang.
Jackson mengakui, Persipura adalah tim paling agresif di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI). Serangan mereka, lanjutnya, bisa datang dari tengah, samping, maupun dari belakang.
"Semua tahu bahwa Persipura adalah tim serba bisa. Mereka memiliki pemain tengah dan belakang yang bisa membantu terciptanya gol," kata pelatih asal Brasil yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini.
Faktor nonteknis memang cenderung menguntungkan Persipura. Selain mendapat dukungan penuh suporter, kondisi keuangan mereka juga sangat kuat. Hal ini berbanding terbalik dengan Persitara yang terus dirundung masalah.
Tim kebanggaan masyarakat Jakarta Utara ini terlilit utang, karena dana APBD Rp16 miliar belum cair. Dedi Mulyadi dkk pun belum mengantongi gaji selama tiga bulan, lalu terbang ke Papua dengan uang saku cekak. Lebih tragis lagi, Persitara terancam tidak bisa pulang ke Jakarta karena kehabisan ongkos.
(muh sahlan/Sindo/hmr)
Sumber: Okezone
